Jajanan Viral: Tren Kuliner yang Tak Pernah Sepi di Dunia Digital

Gen Z227 Views

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kuliner Indonesia seolah tak pernah kehabisan kejutan. Setiap bulan selalu muncul tren baru, dari makanan jalanan sederhana hingga kreasi modern yang menggoda visual di media sosial. Fenomena ini dikenal dengan istilah “jajanan viral”, sebuah tren yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghipnotis mata para pengguna media sosial.

Kehadiran jajanan viral tak lepas dari pengaruh TikTok, Instagram, dan YouTube, di mana para kreator konten berlomba-lomba menampilkan kuliner unik dan menggugah selera. Dari sinilah lahir deretan makanan yang tiba-tiba naik daun, diburu masyarakat, dan menjadi bahan pembicaraan di mana-mana.

“Daya tarik jajanan viral bukan cuma soal rasa, tapi tentang sensasi sosial bagaimana sebuah makanan bisa jadi percakapan dan pengalaman bersama di dunia nyata maupun digital.”

Fenomena Jajanan Viral di Era Media Sosial

Tren jajanan viral muncul seiring dengan berkembangnya budaya food sharing di media sosial. Dahulu, makanan hanya dinilai dari rasa dan aroma. Kini, visual, kemasan, dan cara penyajiannya turut menentukan apakah sebuah makanan bisa menjadi tren atau tidak.

Di era digital, sebuah video berdurasi 15 detik bisa mengubah nasib pedagang kaki lima. Ketika satu unggahan berhasil menarik perhatian warganet, dalam hitungan hari, antrean panjang pun terbentuk di depan gerobak atau kafe tersebut. Fenomena ini terjadi berkali-kali di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu contoh suksesnya adalah tren croffle, perpaduan antara croissant dan waffle, yang mendadak populer berkat influencer Korea dan kemudian viral di Jakarta. Dari situ, ratusan kedai bermunculan menawarkan “croffle versi mereka sendiri”.

Kreasi Jajanan Viral yang Pernah Mengguncang Dunia Kuliner

Tren jajanan viral selalu melahirkan inovasi yang menggoda selera dan membuat publik heboh. Dari makanan tradisional yang dimodifikasi hingga dessert modern dengan tampilan estetik, semuanya memiliki daya tarik tersendiri yang membuat orang rela antre panjang hanya untuk mencoba. Fenomena ini bukan hanya menunjukkan kreativitas pelaku kuliner, tetapi juga bagaimana selera masyarakat kini dipengaruhi oleh visual dan sensasi di media sosial. Setiap tahun selalu ada jajanan baru yang “meledak” di dunia digital, menjadi perbincangan hangat, dan sering kali mengubah arah tren kuliner Indonesia.

1. Croffle: Manis, Renyah, dan Estetik

Tren croffle menjadi salah satu fenomena kuliner terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Roti dengan lapisan mentega ini memiliki tekstur garing di luar, namun lembut di dalam. Rasanya yang manis dan aroma butternya yang kuat menjadikannya primadona di kalangan milenial dan Gen Z.

Croffle disajikan dalam berbagai topping, mulai dari cokelat, keju, hingga matcha. Tidak sedikit pula yang membuat versi gurih dengan tambahan smoked beef dan keju mozzarella.

Kelebihan croffle terletak pada fleksibilitasnya bisa menjadi camilan sore, menu sarapan, atau bahkan hidangan utama bagi pecinta dessert.

2. Basreng dan Seblak Viral

Dari Bandung, dua makanan ini kembali mencuri perhatian berkat konten-konten “mukbang pedas ekstrem”. Basreng (bakso goreng) dan seblak bukan hal baru di dunia kuliner Jawa Barat, tetapi dengan inovasi rasa seperti pedas level 10, asin balado, hingga bumbu jagung bakar, jajanan ini kembali viral di dunia maya.

Bahkan, banyak brand rumahan yang sukses menembus pasar nasional hanya dengan menjual varian basreng kemasan lewat TikTok Shop dan Instagram.

Rasa pedasnya yang menggigit, teksturnya yang renyah, serta kemasannya yang kekinian menjadikan basreng sebagai simbol jajanan “anti mainstream”.

“Bagi sebagian orang, makan seblak level ekstrem bukan sekadar menikmati makanan, tapi pembuktian siapa yang paling tahan pedas dan paling gaul di tongkrongan.”

3. Es Kopi Susu Kekinian

Tak bisa dipungkiri, es kopi susu kekinian adalah fenomena besar di industri F&B. Sejak kemunculan brand seperti Kopi Kenangan, Janji Jiwa, dan Fore Coffee, tren ini berkembang pesat hingga ke pelosok daerah.

Kombinasi kopi espresso, susu segar, dan gula aren menciptakan cita rasa manis dan lembut yang disukai berbagai kalangan. Selain itu, konsep grab and go membuat minuman ini terasa praktis untuk kehidupan urban yang serba cepat.

Menariknya, tren es kopi ini mendorong munculnya banyak UMKM yang mengusung nama-nama lokal dengan gaya kekinian. Kini, di setiap sudut kota, kita bisa menemukan kedai kopi kecil dengan racikan khas mereka sendiri.

4. Donat Kentang dan Bomboloni

Saat pandemi melanda, banyak orang mengisi waktu dengan bereksperimen di dapur. Dari sanalah lahir tren donat kentang homemade dan bomboloni (donat isi krim khas Italia).

Teksturnya lembut, tidak terlalu manis, dan cocok untuk dijadikan camilan atau oleh-oleh. Penjual rumahan hingga selebriti ikut meramaikan tren ini, membuat permintaan meningkat drastis di e-commerce dan media sosial.

Versi lokalnya pun bermunculan ada yang menggunakan isian selai kacang, keju, hingga varian rasa lokal seperti klepon dan tiramisu.

5. Martabak Mini dan Dessert Box

Dalam dunia dessert, kreativitas seolah tak ada batasnya. Setelah tren brownies lumer dan cheesecake, kini giliran dessert box dan martabak mini topping overload yang mencuri perhatian.

Dessert box, dengan tampilan berlapis dan dikemas dalam wadah transparan, menjadi populer karena estetik dan praktis. Sementara martabak mini hadir dalam berbagai rasa dari cokelat premium hingga matcha latte menjadikannya pilihan populer untuk hadiah atau hantaran.

Kedua jajanan ini tak hanya viral karena rasa, tetapi juga karena tampilannya yang fotogenik di media sosial.

6. Odading Mang Oleh, Jajanan yang Viral karena Humor

Siapa yang bisa lupa dengan kalimat “Rasanya seperti Anda menjadi Iron Man”? Ucapan kocak dari Mang Oleh di Bandung ini membuat odading mendadak viral di seluruh Indonesia.

Odading sebenarnya adalah roti goreng manis khas Jawa Barat, namun berkat gaya promosi yang lucu dan spontan, makanan ini menjadi fenomena nasional. Ribuan orang datang ke Bandung hanya untuk mencicipinya langsung dari gerai asli Mang Oleh.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kekuatan viral bukan hanya pada rasa, tapi juga pada narasi yang menyertainya.

7. Cimol Meledak dan Telur Gulung

Dua jajanan klasik yang kini naik kelas. Cimol meledak, dengan tekstur kenyal di dalam dan garing di luar, menjadi hits karena sensasi bunyi “meletus” saat digoreng.

Sementara telur gulung yang dulu hanya dijual di depan sekolah kini kembali booming berkat nostalgia. Dengan tambahan sosis, cabai, dan bumbu keju, telur gulung kini menjadi camilan wajib di acara bazar dan festival kuliner.

“Jajanan masa kecil yang kembali viral adalah bukti bahwa rasa nostalgia tetap menjadi bumbu paling ampuh dalam dunia kuliner.”

8. Korean Street Food dan Snack Thailand

Pengaruh budaya Korea dan Thailand juga membawa tren baru di dunia jajanan viral. Mulai dari corndog keju mozzarella, tteokbokki pedas, hingga mango sticky rice semuanya diserbu pecinta kuliner muda.

Bahkan banyak UMKM di Indonesia kini menjual versi lokal dari jajanan ini, menyesuaikan rasa dengan lidah Nusantara. Misalnya, tteokbokki disajikan dengan sambal ulek khas Indonesia atau corndog dengan topping serundeng.

Tren ini sekaligus memperlihatkan bagaimana jajanan viral menjadi bagian dari pertukaran budaya global yang menyenangkan.

Rahasia di Balik Viralitas Sebuah Jajanan

Tidak semua makanan enak bisa viral, dan tidak semua yang viral selalu enak. Faktor yang menentukan viralitas biasanya adalah cerita, tampilan visual, dan emosi yang dibangun di sekitar makanan itu.

Misalnya, jajanan yang memiliki konsep lucu atau ekstrem (seperti makanan super pedas atau bentuk unik) cenderung menarik perhatian di media sosial. Selain itu, konten video dengan visual menggoda seperti lelehan keju, asap panas, atau warna mencolok mampu meningkatkan rasa penasaran penonton.

Selain itu, para food vlogger dan influencer memainkan peran besar dalam mengangkat popularitas sebuah produk. Satu ulasan positif dari akun dengan jutaan pengikut bisa membuat pedagang rumahan banjir pesanan dalam semalam.

Dampak Ekonomi dari Jajanan Viral

Fenomena jajanan viral ternyata membawa dampak ekonomi yang signifikan, terutama bagi pelaku UMKM. Banyak usaha kecil yang semula hanya menjual ke tetangga, kini bisa menjangkau pelanggan nasional berkat media sosial.

Contohnya, pedagang basreng di Bandung atau penjual dessert box di Yogyakarta yang omzetnya naik hingga puluhan juta rupiah setelah produknya viral di TikTok.

Pemerintah pun mulai mendukung tren ini dengan meluncurkan berbagai program promosi digital bagi UMKM kuliner. Karena pada dasarnya, jajanan viral bukan hanya tren sesaat, tapi bagian dari transformasi digital di sektor makanan dan minuman.

Generasi Z dan Gaya Hidup Kuliner Instan

Generasi muda kini tak hanya membeli makanan untuk dimakan, tapi juga untuk diabadikan. Foto makanan menjadi bagian dari identitas sosial. Itulah mengapa tampilan, warna, dan kemasan menjadi faktor penting.

Bagi banyak orang, membeli jajanan viral adalah cara untuk menjadi bagian dari percakapan. Mereka ingin tahu “seheboh apa rasanya” atau sekadar ikut tren.

Namun, tren ini juga menunjukkan dinamika gaya hidup urban yang cepat berubah. Hari ini viral, besok bisa tergantikan oleh hal baru. Karena itu, banyak pelaku kuliner berlomba menciptakan inovasi rasa dan bentuk agar tetap relevan.

Peran Kreativitas dan Keberanian Eksperimen

Dibalik setiap jajanan viral, selalu ada pelaku kreatif yang berani keluar dari zona nyaman. Mereka bereksperimen dengan bahan lokal, menggabungkan rasa tradisional dan modern.

Misalnya, es kopi susu gula aren yang menggabungkan kopi Arabika lokal dengan cita rasa manis alami dari gula kelapa. Atau martabak mini dengan topping Red Velvet dan Oreo yang memadukan budaya lokal dan global.

“Kreativitas kuliner adalah seni yang bisa dirasakan. Satu ide kecil bisa berubah menjadi gelombang besar, asal berani mencoba dan berbeda.”

Jajanan Viral sebagai Cermin Budaya

Lebih dari sekadar makanan, jajanan viral adalah cerminan dari perubahan budaya masyarakat. Ia menggambarkan bagaimana manusia modern mencari kesenangan sederhana di tengah hiruk-pikuk kehidupan digital.

Dari pedagang kaki lima hingga brand besar, semua kini bersaing dalam satu panggung yang sama: layar ponsel. Di sinilah kekuatan sejati tren jajanan viral demokratis, inklusif, dan penuh kejutan.